GAMBARAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN BERKELANJUTAN BAGI SISWA PENYANDANG JUVENILE DIABETES (JD) DI BANDUNG

Tursini, Yati and Rumahorbo, Hotma and Tarjuman, Tarjuman (2017) GAMBARAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN BERKELANJUTAN BAGI SISWA PENYANDANG JUVENILE DIABETES (JD) DI BANDUNG. Working Paper. Poltekkes Kemenkes Bandung. (Unpublished)

	Text 1. Cover.pdf Download (185kB)
	Text 3. Halaman Pengesahan.pdf Download (70kB)
	Text 9. Abstrak.pdf Download (77kB)
	Text 2. Kaji Etik Penelitian.pdf Download (1MB)
	Text 5. Ringkasan Penelitian.pdf Download (59kB)
	Text 4. Daftar Isi.pdf Download (68kB)
	Text 6. Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V finis.pdf Download (339kB)
	Text 7. Daftar Pustaka.pdf Download (129kB)
	Text 8. Lampiran.pdf Download (204kB)

Abstract

49 halaman, 5 bab, 1 bagan, 7 tabel, 9 lampiran Diabetes mellitus tipe I atau sebagai Diabetes “Juvenil Onset” atau “Insulin Dependent” atau “Ketosis Prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari disebabkan ketonasidosis, terjadi mulai usia empat tahun memuncak pada usia 11-13 tahun, dapat juga terjadi pada akhir usia 30 tahun menjelang 40 tahun. Jenis ini timbul reaksi auto imun yang disebabkan pradangan pada sel beta insulin (ADA, 2010). Penyandang Juvenil Diabetes (JD) memerlukan penanganan yang khusus , terutama yang duduk dibangku sekolah pada perawatan berkelanjutan (Continuity Care) terkait dengan perilaku sehat seperti penyntikan insulin diit dan latihan fisik seimbang, pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan kaki dan keseimbangan emosional dan pengelolaan stress yang optimal. Tujuan penelitian ini, adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan perawatan berkelanjutan siswa penyandang JD. Metode penelitian kualitatif, menggunakan desain fenomenologi dengan metode mengumpulkan data wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dengan penelusuran dokumen. Pengolahan dilakukan dengan analisis konteks dengan pendekatan Colaizzi. Hasil analisis sebagai berikut : Karakteristik penyandang JD ada lima anak dengan rentang usia 7-14 tahun, jenis kelamin laki-laki dua anak, perempuan tiga anak, pendidikan SD tiga anak, SMP dua anak, terdiagnosa JD pada usia empat tahun, lima tahun, enam tahun 2 anak, tujuh tahun dan lama menderita JD ada yang setahun, empat tahun, lima tahun, tujuh tahun dan 10 tahun. Terapi insulin dengan dosis dua penyandang JD 2x/hari, tiga penyandang JD 4x/hari. Keluarga yang terkena Diabetes Melitus, dua penyandang JD adalah neneknya. Harapan orang tua anaknya bisa sembuh seperti anak-anak yang normal, ada rasa ketakutan terserang tidak sadarkan diri waktu pertama kali sakit masuk ICU. Petugas puskesmas bervariasi, dimulai dari Perawat, Bidan, Dr Umum, Dr. Gigi, Prolanis (+), Obat (+), jarum terbatas. Petugas UKS belum semua memahami keadaan anak didik dengan JD, peralatan masih kurang untuk menangani penyandang JD. Simpulan : 1,4,5,7,& 10 tahun, pola asuh keempat anak didampingi orang tua, satu anak dengan neneknya. Keempat penyandang JD menggunakan BPJS, satu penyandang JD menggunakan umum, obat dapat untuk satu bulan, neddle/jarum yang kurang. Penyandang JD mengatakan capek dan bosan dengan keadaan sekarang, sering merasa lemas, mengantuk di sekolah, suka marah-marah jika gula darah naik. Penyandang JD menyuntik insulin sendiri, jika sedang malas dilakukan oleh ibunya. Periksa gula darah tidak setiap akan diberi insulin, karena jarum terbatas. Perawatan dalam perspektif penyadnag JD, sebagian menerima, sebagian merasa sedih melihat anaknya tidak seperti anak olang lain. Rekomendasi : Perlunya peningkatan kemampuan pengetahuan tentang penyakit penyandang JD, kelengkapan UKS perlu ditingkatkan untuk penanganan apabila terjadi sesuatu pada anak JD, Puskesmas dan Rumah Sskit perlu meningkatkan pelayanan perawatan dan pengobatan pada pasien (anak penyandang JD) Kata kunci : Penyandang Juvenil Diabetes, Keperawatan berkelanjutan.

Actions (login required)

View Item